Irfan Iqbal, karyawan PT IWIP berusia 23 tahun, meregang nyawa dengan luka berdarah. Polisi bergerak cepat mengamankan pelaku utama

Weda,Talentanews.com.- Minggu pagi di Lelilef Waibulan berubah mencekam. Seorang pemuda bernama Irfan Iqbal (23) ditemukan terkapar bersimbah darah di depan kamar kosnya. Nyawa karyawan PT IWIP itu tak tertolong, diduga kuat akibat dianiaya hingga tewas. Polisi bergerak cepat, menangkap pelaku sebelum sempat melarikan diri.

Peristiwa berdarah ini terjadi pada Minggu (7/9/2025) sekitar pukul 09.00 WIT di kos milik La Ode Samrin. Warga setempat dikejutkan ketika mendapati korban sudah tergeletak dengan kondisi mulut mengeluarkan darah dan wajah pucat. Anggota Polsubsektor yang tiba di lokasi langsung mengevakuasi korban ke Puskesmas, namun petugas medis hanya bisa menyatakan bahwa korban telah meninggal dunia.

Identitas korban diketahui bernama Irfan Iqbal, kelahiran Messa 19 September 2002, berusia 23 tahun, seorang pemuda yang bekerja sebagai satpam PT IWIP.

Tak lama berselang, polisi mengamankan terlapor yang diduga kuat sebagai pelaku, yakni Mahdi Umacina (26), warga Lelilef Waibulan. Polisi juga memeriksa seorang saksi mata, Multia Umacina (23), yang berada di lokasi saat peristiwa terjadi.

Hingga kini, pelaku telah ditahan di Polres Weda untuk menjalani pemeriksaan intensif. Meski begitu, motif di balik penganiayaan yang berujung maut ini masih didalami aparat.ungkap Kapolres Halmahera Tengah AKBP Fiat Dedawanto

” Pelaku kita sudah amankan dan saat ini polisi lagi melakukan pemeriksaan terlapor secara intensif” tandas Kapolres.

Munadi Kilkoda, menyampaikan bahwa tindakan para pelaku bukan sekadar tindak kriminal biasa, melainkan kejahatan biadab yang merampas nyawa dengan cara kejam. Bagi keluarga, perbuatan itu tidak bisa dibenarkan secara hukum maupun norma kemanusiaan, sehingga tak ada ruang untuk maaf.

“Mereka harus dihukum seberat-beratnya, bahkan sampai pada hukuman mati. Ini perbuatan biadab yang tidak bisa dibenarkan oleh hukum maupun akal sehat,” tegas Munadi Kilkoda dalam keterangannya.Minggu (7/9/2025)

Keluarga juga mendesak kepolisian dan kejaksaan agar benar-benar menegakkan keadilan tanpa kompromi. Hukuman berat dinilai sebagai langkah mutlak untuk memberikan rasa keadilan bagi korban, sekaligus menjadi peringatan keras agar peristiwa serupa tidak terulang di masa mendatang.

“Kami mewakili keluarga korban meminta aparat kepolisian dan kejaksaan agar menindak tegas dan menghukum para pelaku seadil-adilnya. Kami tidak ingin tragedi ini dianggap sepele atau dibiarkan tanpa hukuman yang setimpal,” lanjut Munadi.

Seruan keras keluarga korban ini diharapkan menjadi perhatian serius bagi aparat penegak hukum, agar tragedi berdarah Lelilef ditangani secara tuntas, transparan, dan memberikan kepastian hukum yang jelas bagi semua pihak.

Kasus ini sontak menyita perhatian publik. Warga mendesak agar aparat menuntaskan penyelidikan dan memberi hukuman setimpal kepada pelaku. Tragedi yang merenggut nyawa muda ini menjadi peringatan keras bahwa tindak kekerasan tak hanya meninggalkan luka, tetapi juga merenggut masa depan seseorang.

Pewarta Faisal Didi 

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *