WEDA, Talentanews.com.- Kualitas proyek peningkatan jalan hotmix di Desa Nurweda, Kecamatan Weda, Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara, mulai dipertanyakan. Pasalnya, lemahnya pengawasan dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) diduga membuka ruang terjadinya penyimpangan teknis di lapangan.

Proyek senilai Rp30 miliar yang dikerjakan oleh PT Garuda Satria Langit, grup PT Labrosko, dengan pengawasan melekat Dinas PUPR Halteng tahun anggaran 2025, kini disorot publik.

Pantauan Talentanews.com di lokasi pekerjaan pada Selasa (2/9/2025) menemukan kejanggalan serius. Alat pemadatan aspal berupa Tandem Roller yang digunakan perusahaan diduga tidak memenuhi spesifikasi teknis. Padahal, standar berat Tandem Roller seharusnya berada di kisaran 6–10 ton.

Tak hanya itu, informasi yang dihimpun juga mengarah pada indikasi ketidaksesuaian ketebalan aspal. Dugaan kuat, hal ini bukan semata kelalaian teknis, melainkan sengaja dilakukan untuk menekan biaya dan meraup keuntungan lebih besar.

“Alat berat yang digunakan dalam proyek jalan hotmix ini tidak sesuai standar, dan dugaan kuat ada unsur kesengajaan,” ungkap salah seorang sumber di lapangan, Selasa (2/9/2025).

Nada serupa datang dari warga Desa Nurweda. Mereka menilai kualitas jalan dipastikan tidak akan bertahan lama jika sejak awal prosesnya sudah menyimpang.

“Kalau alat berat saja tidak sesuai ketentuan, otomatis jalan ini tidak akan kuat,” ujar seorang warga dengan nada kecewa.

Sebagai catatan, Tandem Roller berfungsi vital dalam proses pengaspalan. Perannya meratakan sekaligus memadatkan hamparan aspal agar struktur jalan benar-benar kokoh dan tahan lama. Jika digunakan di luar standar, kualitas jalan dipastikan jauh dari harapan.

Hingga berita ini ditayangkan, PPK dan Direktur Teknik PT Labrosko belum memberikan keterangan resmi terkait dugaan penyimpangan tersebut.

Pewarta:Faisal Didi 

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *