
WEDA, Talentanews.com – Kepala Desa Damuli, Kecamatan Patani Timur, Kabupaten Halmahera Tengah, Ade Hi Rahim, akhirnya angkat bicara terkait dugaan pemotongan gaji staf desa yang ramai diperbincangkan.
Ade menegaskan, isu bahwa dirinya memotong gaji staf tidak benar. Menurutnya, potongan yang terjadi bukan instruksinya, melainkan dilakukan oleh bendahara desa untuk menutupi utang pribadi staf kepada anaknya.
“Staf saya ada yang berutang di anak saya. Anak saya buat nota, lalu diserahkan ke bendahara, dan bendahara yang melakukan pemotongan gaji untuk menutupi utang itu,” jelas Ade,Kamis (21/8/2025).
Ia menyebut, utang staf kepada anaknya bervariasi, mulai dari Rp500 ribu, Rp2 juta, bahkan ada yang lebih. “Jadi kalau bilang saya yang potong gaji staf, itu tidak benar,” tegasnya.
Ade juga mengungkapkan, anaknya memang menjalankan usaha simpan pinjam, sehingga beberapa staf desa meminjam dana darinya. Pemotongan gaji, lanjutnya, dilakukan sebagai bentuk penyelesaian kewajiban staf terhadap pinjaman tersebut.
Namun, ketika ditanya mengenai isu lain yang menyeret namanya, termasuk soal harta kekayaan dan pengelolaan dana desa yang dinilai tidak transparan, Ade belum memberikan keterangan lebih jauh.
Sebelumnya,mereka menuding Kepala Desa, Ade Hi Rahim, telah menyalahgunakan dana desa yang semestinya untuk kesejahteraan rakyat kecil.
Seorang warga dengan nada getir menyebutkan, dana desa dialihkan ke koperasi simpan pinjam namun hasilnya tidak pernah dirasakan masyarakat. “Dana itu bukan untuk kami, tapi untuk kepentingan pribadinya. Kami hanya jadi penonton,” ungkapnya,
Lebih ironis lagi, seluruh pengelolaan anggaran disebut dipegang sendiri oleh sang kades tanpa melibatkan bendahara, sekretaris, maupun perangkat desa lain. “Semua hanya formalitas di atas kertas, kenyataannya rakyat tidak diberi ruang,” tambahnya dengan nada kecewa.
Warga menilai tindakan ini bukan sekadar penyalahgunaan jabatan, tetapi pengkhianatan terhadap amanah rakyat. Kabar bahwa sang kades kini memiliki aset bernilai ratusan juta rupiah berupa tiga mobil, diantaranya Avansa , pickup, dan Ras,selain Mobil ada juga motor, dan lahan di Weda Utara semakin menambah bara kemarahan warga.
“Uang desa itu darah dan keringat rakyat, bukan untuk memperkaya diri,” tegas seorang warga lain.
Editor:Redaksi
Pewarta:Faisal Didi