Weda, TalentaNews com – Ketua Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) Halmahera Tengah, Nurjawia Hi Gani, menyampaikan kritik halus namun tegas terkait penyelenggaraan peringatan HUT Himpaudi ke-20 yang berlangsung di Pendopo Falcino.
Menurutnya, momentum tersebut memang menjadi ajang pertemuan baik antara anak-anak PAUD, guru, dan orang tua, namun kegiatan seremonial semacam itu dinilai kurang memberikan dampak signifikan terhadap kebutuhan pendidikan anak usia dini di daerah.
Nurjawia menegaskan bahwa kegiatan besar seperti peringatan HUT justru banyak menguras biaya, sementara masih banyak program penting yang belum tersentuh. Ia mengaku tidak dilibatkan dalam penyelenggaraan kegiatan tahun ini, namun tetap hadir sebagai bentuk tanggung jawab moral dan posisinya sebagai Ketua Himpaudi Halteng.
Di tengah minimnya program strategis, Nurjawia kini bergerak sendiri membuka layanan PAUD di 15 desa yang belum tersentuh pendidikan anak usia dini. Hingga saat ini, ia telah menyusuri 11 desa secara langsung. “Kalau menunggu Dinas bergerak, rasanya terlalu lama. Saya terpanggil karena data BPMP menunjukkan ada 431 anak di Halmahera Tengah yang tidak bersekolah. Ini dilema besar bagi negeri ini,” ujarnya.Sabtu (29/11/2025)
Dengan nada prihatin, ia menyampaikan bahwa perjuangannya dilakukan secara ikhlas demi masa depan anak-anak Halteng. “Hari ini dan besok, kalau bukan kita, siapa lagi,” tegasnya.
Nurjawia juga menyoroti kondisi salah satu desa, yakni Desa Kacepi, yang memiliki jumlah siswa mencapai 120 anak namun masih menggunakan bangunan tua sebagai tempat belajar. Ia menilai kondisi tersebut membutuhkan perhatian serius pemerintah dan pemangku kepentingan pendidikan.
Melalui pernyataannya, Nurjawia berharap fokus pembangunan pendidikan anak usia dini di Halmahera Tengah dapat diarahkan pada pemenuhan kebutuhan riil di lapangan, bukan sekadar kegiatan seremonial.(Red/tim)





