WEDA, Talentanews.com.-Kecurigaan kian mencuat dalam seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Halmahera Tengah. Hartina Dahlan, tenaga honorer Disperindagkop yang telah mengabdi sejak 2018 hingga 2025, justru digugurkan dengan alasan tidak lagi aktif bekerja.

Padahal, Hartina mengaku masih setiap hari melaksanakan tugas di kantor. “Saya honor sejak 2018 sampai sekarang, masih aktif berkantor, tapi seleksi tidak lolos dengan alasan tidak aktif. Ironisnya, ada yang baru masuk honor bahkan tidak jelas statusnya justru lolos seleksi,” tegasnya.

Nasib serupa dialami Fitria, honorer sejak 2018. Ia pun dicoret dengan dalih identik: tidak aktif bekerja. “Padahal saya tetap masuk kantor sampai sekarang,” ungkapnya heran.

Kecurigaan semakin tajam ketika muncul kabar bahwa daftar usulan honorer dari sejumlah dinas diganti secara sepihak. Nama-nama lama yang sudah terdaftar resmi di database BKN justru disingkirkan, sementara honorer baru bahkan yang tidak tercatat sama sekali justru melenggang lolos.

Para honorer menuding ada permainan politik dalam seleksi ini. Mereka menduga, honorer yang tidak sejalan pada kontestasi Pilkada lalu sengaja “dikorbankan”.

Sementara itu, Wakil Bupati Halmahera Tengah, Ahlan Djumadil, hanya memberi jawaban singkat dan terkesan menghindar. “Paru waktu ini kewenangan daerah untuk mengusulkan sesuai kebutuhan. Terkait persoalan ini, nanti saya konsultasikan dengan Bupati,” ucapnya.

Kekecewaan para honorer kini berubah jadi amarah. Bagi mereka, seleksi PPPK kali ini bukan lagi soal kelayakan, melainkan ajang barter kepentingan.

pewarta.Faisal Didi

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *